Kamis, 27 Agustus 2009

“Saya Yogas”


Saya lahir di Jawa barat tepatnya Garut, kota kecil yang Indah dan kaya akan sumber daya Alamnya serta mempunyai pantai yang Eksotis. Saya lahir dengan nama Yogas, namun entah kenapa ada beberapa embel embel yang menempel di belakang nama Yogas, ada yang menyebut Yogas Indrayana, Yogas Prasetya, akan tetapi di surat kena lahir, saya bernama Yogas Andrian dan sampai saat ini nama itu melekat di diri saya. Sampai saat ini hal yang tak akan pernah saya lupakan dan selalu jadi kenangan dalam hidup saya, yaitu saat Ayah saya mulai menceritakan semua pengalaman lucunya kepada saya, adik, dan kakak saya saat itu tidak ada yang bisa menahan tawa yang begitu nikmat bagi kami semua meskipun waktu sudah larut malam.

Sejak kecil saya terbiasa hidup mandiri dan selalu senang akan kebebasan, terbukti ketika saya masih duduk di bangku TK, saya terbiasa pergi dan pulang sekolah tanpa di antar siapapun, tidak seperti kebanyakan anak TK pada umumnya. Saya rasa semua itu berkat kepercayaan Mama yang selalu memberi kesempatan untuk membuktikan bahwa saya bisa mandiri. Mama terlahir sebagai anak ke-9 dari 11 bersaudara dengan nama Dayah Hidayah tapi mama mampu menyelsaikan sekolahnya walaupun sampai SMEA. Dia pernah menjadi Instruktur senam di salah satu sanggar senam yang ternama dikota kami, dia juga pandai merias diri, bahakan sempat ikut kursus merias pengantin. Tapi sayang semua bakat Mama terpendam oleh Papa yang tidak mengizinkan semua aktifitas Mama tersebut.

Sedangkan Papa adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, Papa terlahir dari keturunan keluarga Kaya Raya, dengan nama Nandang Kusnadi, karena Kakek adalah seorang Tuan tanah yang memiliki begitu banyak kekuasaan di daerahnya. Papa adalah seorang pekerja Industri barang Tambang bahkan pernah bekerja ke luar negeri karena prestasinya, dan mengisi beberapa Perusahan terkenal di Indonesia Seperti PT.Free Port, PERTAMINA dll. Bahkan saya selalu sedih karena masa kecil saya selalu jauh dari Papa yang hanya memiliki waktu sedikit untuk bertemu dengan saya.

Setahu saya Papa adalah orang yang Pintar, Intelek namun pemarah, pemalas, idealis, dan keras kepala, mungkin karena pengaruh Kakek sehingga Papa selalu di jadikan raja di rumahnya ketika remajanya dan sifat itu berdampak pada masa depan Papa. Dan saya rasa sifat tersebut banyak diwariskan kepada saya , dan Mama pun tidak jauh beda dengan Papa mereka sama sama pemarah, namun apabila Mama marah Papa selalu mengalah dan lebih menghindari berdebatan, Mama adalah wanita yang cantik, Supel dalam bergaul, Mama mempunyai Hobi senam, dan Merias wajah.

Ketika itu Papa memutuskan untuk melanjutkan sekolah SMK-nya di Garut. Sayapun tidak begitu tau kapan dan dimana mereka bertemu, yang pasti mereka saling jatuh cinta. Sampai tiba saatnya Papa melamarnya dan mendapat Respon yang baik dari kedua belah pihak yaitu keluarga Papa dan Mama dan merekapun mengikat sebuah janji suci di depan penghulu.

Awal masa pernikahan mereka sangat bahagia dan cukup Kaya pada saat itu, coba bayangkan, ketika itu harga emas masih Rp 3000,- sedangkan Gaji Papa sudah Rp 300.000,-. Mama sangat bahagia dengan keadaan tersebut, ya meskipun resikonya Papa jarang pulang. Akhirnya buah cinta merekapun lahir, yaitu seorang bayi perempuan bernama Yusie Rastanura yang merupakan kakak pertama saya, tentu saja kelahiran anak pertama ini membuat bahagia semua keluarga besar kami. Bahkan kelahirannya di sambut begitu meriah dengan berbagai upacara keagamaan serta adat sunda. Selang dua tahun lahirlah kakak saya yang ke-2 yaitu Riyan Prananta. Kelahiran kakak saya yang ke-2 ini tidak jauh berbeda dengan kakak saya yang pertama di sambut dengan sangat meriah, apalagi dia anak laki laki pertama. Ketika itu mereka hidup sebagai keluarga yang sangat mapan dan ideal.

Hari demi hari terus berlalu, kebahagian demi kebahagian mereka lewati meskipun Papa hanya pulang 6bulan sekali. Namun semua kebahagiaan itu lambat laun mulai menjadi sebuah cobaan yang sangat penting dalam keluarga kami setelah Papa memutuskan intuk Resign dari perusahaan tempat ia bekerja di Timur tengah, karena saya belum lahir jadi saya kurang tahu apa alasan Papa untuk Resign, yang saya tahu harta warisan Kakek sangat banyak. Meskipun Papa tidak bekerja tapi mereka masih bisa hidup mapan, karena Gaji Papa selama bekerja masih Mama simpan.

Tanpa terasa 7 tahun berselang setelah kelahiran kakak saya yang kedua tepatnya tanggal 8 Agustus 1989 dengan tangis kebahagiaan ibu melahirkan saya, dan langsung memeberi nama Yogas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar